Sidoarjo – Monitoring dan Evaluasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN 2022) yang diselenggarakan secara serentak pagi ini (7/1), diapresiasi oleh Kepala LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dengan baik. Selain terjun langsung sebagai pemonev, Dr Agung Pramujiono MPd dalam sambutannya banyak mengucapkan syukur dan terima kasih kepada semua pihak. Stakeholder yang terlibat dalam KKN ini, baik Kepala Desa, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta mahasiswa telah melaksanakan KKN yang saat ini sudah mencapai minggu ketiga dengan baik. Berita media masa baik secara online dan versi cetak sudah mengabarkan penyelenggaraan KKN ini secara berturut-turut dan menyeluruh.
“Hasil monitoring kami, baik secara langsung di lapangan seperti hari ini di Desa Sedati Agung, maupun secara layar maya, kami lihat juga melalui media masa, sosial media, flyer yang diterbitkan sudah sangat mewakili aktifitas mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat. Saya yakin jika semua luaran ini akan kita HKI-kan, maka berimbas pada webometric kampus kita. Hal ini penting, karena LLDIKTI 7 Jawa Timur sering sekali melihat website kita, dan saya tiba-tiba mendapatkan laporan dan ucapan selamat” terang Pak Agung.
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev KKN 2022), melakukan pengamatan atas tercapainya kegiatan dalam program utama dan program tambahan. Setidaknya ada lima program utama yang konsentrasi pada pendidikan, kesehatan, pengasuhan, keamanan, dan kreatif-produktif. Program tambahan bisa meliputi; pemetaan desa, desa preneur serta smart village.
Bertempat di desa Sedati Agung yang masuk wilayah kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo, hasil produk mahasiswa KKN Adi Buana tergolong tidak sembarangan. Produk unggulan yang menggunakan potensi lokal benar-benar ditampilkan. Sedati Agung sendiri memamerkan produk olahan lele yang disajikan sebagai keripik dan aneka makanan kemasan. Buah Pare, yang pada dasarnya tidak disukai orang, dijadikan produk unggulan berupa serum dan masker kecantikan. Perwakilan dari Desa Kwangsan juga menampilkan olahan unggulan yang sudah agak langka di temui masyarakat, yaitu Kerupuk Puli.
Dyna P Hasmiyanto, salah satu perwakilan Desa Kwangsan menyampaikan idenya untuk rebranding UKM yang konsentrasi pada kerupuk puli ini. “Kerupuk puli Buk Lung, akan kami rebranding kembali dengan lebih ikonik. Kemasan juga akan kami tata ulang terutama untuk bahan mentah atau krecekan dari kerupuk ini, saya yakin jika krecekan dikemas bagus, maka jangkauan pemasaran akan sampai juga di luar Jawa. Semua proses ini kami tata, kami amati dan nanti luarannya akan kami HKI-kan serta kami tulis dalam jurnal yang terakreditasi” ungkap Dyna yang merupakan mahasiswa tata rias.
Beberapa ide kreatif mahasiswa sangat memukau. Mulai dari penataan perwarnaan pakain, sosialisasi dampat Gadget pada perkembangan anak. Mahasiswa juga ada yang menyampaikan membangun taman bunga untuk desa yang ditempatinya, walaupun akhirnya pelaksanaan monev ini juga menjadi tempat curhatan mahasiswa berkaitan dengan hambatan yang dilaluinya selama KKN. Luaran berupa berita online, seakan menjadi luaran wajib bagi semua proker (Program Kerja). Hampir semua proker menerbitkan berita online-nya setiap hari. KKN benar-benar menjadi ajang untuk mem-buanakan Adi Buana kaitanya dengan aktivitas Tri dharma yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. (*)
sumber unipasby.ac.id