Surabaya – Buku bunga rampai pendidikan setebal 245 halaman karya Prof Dr H Iskandar Wiryokusumo MSc yang terbagi atas tiga bagian; wawasan, teknologi, refleksi, tepat hari ini (25/10) dibedah secara khusus oleh Dr Shoim Anwar MPd dan ibu Aristha Purwanthari Sawitri SE MA serta Drs H Djoko Adi Walujo ST MM DBA yang menyampaikan kajiannya secara daring dari Semarang.
Prof Is, sebagai pakar pendidikan yang mengedepankan behavioristik, sejak tahun 1997 sudah menyampaikan pokok-pokok pikirannya. Utamanya adalah tantangan pembelajaran abad 21. Terjadinya perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon, menjadi kajian sang profesor. Teknologi pendidikan, media komunikasi pembelajaran, teknologi kinerja manusia dalam era digital, semua hal-hal tersebut menjadi buah pemikiran Prof Is sejak 15 tahun yang lalu.
Hal yang menarik dihalaman 191 bagian refleksi, kutipan prof is “Berkualitas dalam kesederhanaan” merupakan pesan moral yang diulas secara mendasar oleh kedua narasumber. Pokok pikiran ini dipesankan agar Unipa Surabaya menjaga keseimbangan antara kualitas dan kuantitas, dengan lebih mengutamakan SDM terlebih dahulu, mengejar kemandirian akademik dan pendanaan, serta tetap bersikap sederhana dengan mengangkat putra-putri bangsa dari kalangan masyarakat umum.
Djoko Adi Walujo, menyampaikan bahwa Pemikiran Prof Is dalam berkarya banyak membahas teori behavioristik. Teori tersebut selalu diutamakan di dalam menulis sebuah karya. Beliau sangat disiplin dalam menerapkan suatu hal. Konsisten dalam bicara dan bertindak. “Kalau buku beliau, rasio mendahului fakta. Dengan demikian secara rasio akan membuktikan apa yang terjadi saat suatu kejadian itu muncul. Almarhum selalu disiplin menuangkan sesuatu dari pengalaman, memori beliau, yang kemudian dituangkan di dalam tulisan” ungkap Pak Djoko.
Shoim Anwar, memberikan resensi dalam buku ini dan menyatakan bahwa Prof Is adalah sosok yang mengagumi teori behavioristik namun juga mengangkat konstruktivistik. Kedua pendekatan tersebut muncul di bebarapa karya yang beliau ciptakan. “Prof Is membicarakan teori behavioristik secara menggebu-gebu dan juga tidak melupakan teori konstruktivisme dan mencari kelemahannya teori tersebut juga. Prof Is juga mendukung teori dari Ki Hajar Dewantara, tampak dalam beberapa tulisan beliau. Selain itu beliau tetap bisa ngemong orang lain dalam berkehidupan” terang Pak Shoim.
Aristha Purwanthari, diberikan kesempatan yang terakhir menyampaikan ulasannya, memberikan pandangan yang berbeda. Pendidikan harus selalu diciptakan dan selalu memberikan kesenangan dalam belajar. Dalam beberapa karya tampak bahwa di dalam membuat kebebasan kepada mahasiswa harus selalu ada evaluasi. Pendidik memiliki peran penting dalam berhasilnya pendidikan, Prof Is betul-betul membuat hitungan yang terencana dengan baik dan tetap menerapkan teori behavioristik. “Dalam beberapa karya tampak bahwa di dalam membuat kebebasan kepada mahasiswa harus selalu ada evaluasi. Teori behavioristik dan konstruktivistik harus selalu dilakukan secara kolaboratif” ungkap Ibu Aristha.
Penutupan bunga rampai pendidikan ini, ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua PPLP PT PGRI Surabaya, Bapak Drs H Sutijono MM diserahkan kepada putri almarhum Dr Ika Ismurdiyahwati, MSn. Pelaksanaan kegiatan hari ini merupakan peringatan satu tahun kepergian Prof. Iskandar, keteladanan beliau terhadap konsistensi dalam keilmuan akan menjadi panutan bagi para pelaku pendidikan. (*)
sumber unipasby.ac.id