Doa Lintas Agama untuk Korban Suporter Bola Aremania

Surabaya – Bertempat di depan Gelora Olahraga Hasta Brata Kampus 2 Dukuh Menanggal, doa-doa dilantumkan secara khidmat oleh para pemimpin doa dari agama Islam, Hindu dan Kristen. Menghadap 127 lilin yang terangkai melingkar bulat sebanyak tiga lapisan dengan dibagian tengah kumpulan bunga menjadi simbol duka yang mendalam atas meninggalnya 127 suporter bola Aremania di Stadion Kanjuruhan Malang pada tanggal 1 Oktober 2022.

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya bersama sivitas akademika, perwakilan mahasiswa, UKM dan Bonek Campus Unipa nampak terharu dengan pembacaan puisi yang disiapkan oleh panitia. Peserta yang berbalut baju hitam sebagai lambang duka, sambil memegang lilin begitu antusias mendengarkan wejangan Ketua PPLP PT PGRI Surabaya dan Rektor Unipa Surabaya yang juga sangat mengharukan.

“Indonesia ratusan juta hati yang berduka, di dunia  milyaran hati sedang berduka, ratusan orang tua kehilangan anaknya, ratusan anak kehilangan orang tuanya dan ratusan pemuda-pemudi kehilangan temannya. Sungguh tidak pernah kita bayangkan. Tragedi meninggalnya para suporter bola Aremania, malam ini kita sempatkan untuk mengenang hal tersebut dan seraya berdoa” ungkap Drs H Sutijono MM selaku Ketua PPLP PT PGRI Surabaya.

Penyampaian Ketua PPLP tersebut ditimpali dengan sambutan rektor. Keduanya berharap tidak terulang lagi, hal-hal yang demikian. Karena tidak sebanding ratusan nyawa hilang di tempat yang sebenarnya syarat dengan sportifitas.

“Spanduk bertuliskan tagar kamu harus kuat SAM, merupakan bahasa Malangan yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa ini untuk memberikan support kepada keluarga para korban. Duka tidak boleh berakhir dengan duka, duka harus dibalas dengan rencana masa depan yang baik, tidak boleh terulang lagi tragedi Kanjuruhan ini dimanapun, ini yang terakhir” jelas Dr M Subandowo MS selaku Rektor Adi Buana.

Doa lintas agama ini dilakukan secara bersama-sama, kemudia prosesi tabur bunga di tengah-tengah lilin yang melingkar menjadikan malam ini semakin terasa kehilangan yang mendalam. Suporter yang merupakan mahasiswa dari daerahnya juga membawa slayer bertuliskan klub bola masing-masing. Aremania, Ewako Makassar, Deltras, Forza Sleman, Bonek, PSIM Yogyakarta, Persib menjadi satu bagian penyatuan perasaan duka mahasiswa ini atas peristiwa Kanjuruhan. “Kalian adalah intelektual muda, kalian adalah para orang terpelajar, ingatlah kejadian itu sebagai pelajaran berarti, jadilah kalian orang-orang baik yang akan membawa perubahan” imbuh rektor mengakhiri sambutannya. (*)

sumber unipasby.ac.id